jembabird fc

jembabird fc
oke

Jumat, 25 Oktober 2013



Apa itu subnetting?
subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

Analogynya seperti dibawah ini.

Jika terdapat 120 orang siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 4 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa dari pada dijadikan 1 kelas besar tanpa ada pembagian. Kosep pembagian seperti inilah yang dianut dalam subnetting.

Contoh:

Alamt IP 192.168.10.0 dengan subnet mask default 255.255.255.0 didefinisikan sebagai kelas C yang yang berarti alamat IP tersebut tanpa subnetting hanya memiliki satu alamat network dengan 254 buah alamat IP yang dapat dibuat (192.168.10.1 s/d 192.168.10.254).

Sekarang kita akan membagi network yang sudah ada kedalam beberapa sub network menggunakan teknik subnrtting dengan cara mengganti beberapa bit Host ID yang ada pada subnet mask dengan angka 1.

Sebelum subnetting:

IP addres : 192.168.10.0
Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.0

Stelah DiSubnetting Menjadi:


IP addres : 192.168.10.0
Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.11000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.192

Perhatikan bilangan biner yang di ganti, 2 bit angka 0 pada bagian Host ID saya ganti dengan 11 sehingga didapatkan subnet baru 255.255.255.192(anda tentu diperbolehkan mengganti dengan biner 111.1111.11111.111111 atau 1111111). Terus apa yang bisa lita lakukan dengan subnet yang baru tersebut?, Biasanya pembahasanya meliputi :
Berapa jumlah subnet?
Berapa jumlah host persubnet?
Berapa jumlah rentang Ip dan Ip yang bisa digunakan?
nah dibawah ini akan saya bahas... ;)

1). Menentukan Jumlah subnet (Sub Jaringan) baru yang terbentuk.
gunakan rumus 2^n-2 dengan n adalah jumlah bit 1 pada host ID yang telah dimodifikasi(11000000), maka didapat 2^n-2 =2. jadi IP 192.168.10.0 setelah
di subnetting didapatkan 2 subnet baru.

2. Menetukan Jumlah Host persubnet (Per sub Jaringan)
Gunakan rumus 2^h-2, dengan h adalah jumlah bit 0 pada host ID (11000000),maka
di dapat 2^h-2=62, jadi terdapat 62 host persubnet. atau dengan kata lain dari 2 kelompok sub jaringan yang ada, masing-masing sub jaringan dapat menampung 62 komputer dengan alamat IP yang berbeda.

Perhatian: karena pada contoh ini kita menggunakan kelas c, jadi penghitungan bit 0
hanya dilakukan mulai dari octat ke 4 saja. untuk kelas A anda harus menhitungnya
mulai dari octat ke 2,3 dan 4 serta kelas B mulai dari octat ke 3 dan 4 selama octat-octat
tersebut tidak bernilai 1.

3. Menentukan Block subnet dan rentang IP Address
Block subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256(2^8) dengan angka dibelakang subnet musk yang telah dimodifikasi, 256-192=64, setelah itu jumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai sama dengan angka dibelakang subnet sehingga didapat 64+64=128, 128+64=192. jadi kelompok IP address yang diterapkan pada 2 sub jaringan baru tersebut adalah 64:

192.168.10.64 s/d 192.168.127, subnet ke 1

192.168.10.128 s/d 192.168.191, subnet ke 2

4. Menentukan IP Address yang bisa digunakan.
Dari rentang IP Address pada masing-masing subnet diatas tidak semuanya dapat digunakan
sebagai alamat IP sebuah Host, selengkapnya

Sub jarinagn ke 1.

Alamat subnet : 192.168.10.64
Alamat Host pertama : 192.168.10.65
Alamat Host Terakhir : 192.168.10.126
Alamat Broadcast : 192.168.10.127

Sub jarinagn ke 2.

Alamat subnet : 192.168.10.128
Alamat Host pertama : 192.168.10.129
Alamat Host Terakhir : 192.168.10.190
Alamat Broadcast : 192.168.10.191

Alamat Address yang bisa digunakan adalah mulai dari alamat host pertama
sampai dengan alamat yang terakhir pada masing-masing subnet.

dari contoh dan penjelasan diatas, ada beberapa alasan mengapa kita
perlu melakukan subnetting.

mengurangi kepadatan lalulintas data: sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.

Meningkatkan unjuk jaringan: semakin banyak jumlah host, akan semakin
kecil kesempatan masing-masing host dalam mengakses data-data dalam
jaringan yang artinya mengurangi unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.

Penyederhanaan dalam pengelola: Jaringan yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.














Pemrograman Bahasa Rakitan | Mode Pengalamatan (Addressing Mode) Listing Program

Dalam Bahasa Assembly ada yang dinamakan Mode Pengalamatan atau bahasa Inggrisnya adalah Addressing Mode, yaitu Mode pengalamatan berbagai didefinisikan dalam sebuah arsitektur set instruksi yang diberikan menentukan bagaimana instruksi bahasa mesin dalam arsitektur yang mengidentifikasi operan (operand atau) dari setiap instruksi. Sebuah mode pengalamatan menentukan bagaimana menghitung alamat memori efektif operand dengan menggunakan informasi yang dimiliki dalam register dan / atau konstanta yang terkandung dalam instruksi mesin atau tempat lain. Addressing mode ini terdapat 7 macam, sebagai berikut ini, yaitu :



1. IMMEDIATE ADRESSING => pengcopyan variabel angka secara langsung
2. REGISTER ADDRESSING => pencopyan variabel antar register yang berukuran sama, contoh : AL dan BH, CX dan AX, contoh penggunaan keduanya :
.model small
.code
org 100h
imme:
mov al, 65  ; disini contoh penggunaan Immediate Addressing  mencopy nilai 65 ke register AL mov ah, 02h
mov dl, al   ; disini contoh penggunaan Register Addressing  mencopy nilai AL (65) ke register DL int 21h   ; nilai 65 Hexa dicetak ke ASCII = huruf "A"
int 20h
end imme
3. DIRRECT ADRESSING => pengcopyan variabel dari suatu register atau simbol, contohnya  :
.model small
.code
org 100h
mulai: jmp dir
A db 45h   ; kode ASCII huruf E
dir:  mov ah, 02h
mov dl, A   ; disini contoh penggunaan Dirrect Addressing  mencopy nilai A (45h) ke register AL  int 21h   ; nilai A = 45h Hexa dicetak ke ASCII = huruf "A"
int 20h
end mulai
4. REGISTER INDIRRECT ADRESSING => mengakses suatu variabel yang banyak dengan mengambil alamat efektifnya, contohnya :
.model small
.code
org 100h
mulai: jmp regin
A db 'INDONESIA'
regin:
lea bx, A  ; pengambilan variabel A ("selamat sore") dengan register indirect addressing
                        ; register BX menunjukan alamat efektif dari "Kal"
mov cx, 3  ; counter untuk Looping
ulang:
mov dl, [bx]  ; mengambil nilai yang ditunjukkan register BX
mov ah, 02h
int 21h
add bx, 2  ; menambahkan nilai BX=+2, sehingga BX akan menujukkan ke 2 alamat selanjutnya
loop ulang
int 20h
end mulai
5. BASE RELATIVE ADRESSING => mengakses suatu tabel dengan mengambil alamat efektifnya.
.model small
.code
org 100h
mulai: jmp barel
A db 'SELAMAT'   ; kode ASCII huruf E

barel:
xor bx, bx  ; BX = 0, sebagai patokan penunjuk karakter pertama yg dicetak
mov cx, 7  ; jumlah perulangan
ulang:
mov dl, A[bx] ;ambil tabel A yang ke BX (untuk pertama kali BX = 0)
mov ah, 02h  int 21h
inc bx   ; inc bx sama dengan bx+1
loop ulang
int 20h
end mulai
6. Direct Indexed Addressing ==> mirip  dengan  base  addressing,  perbedaannya  hanya  penggunaan  register  yang dipakai untuk perhitungan alamat  efektif. Pada indexed addressing dipakai register-register index  yaitu SI dan DI.
Contoh-nya lagi  [UNDER CONTRUCTION]

7. Base Indexed Addressing ==> merupakan  gabungan  antara  base  addressing  dan  indexed  addressing.  Mode  pengalamatan  ini sering digunakan untuk menangani array dua dimensi.  Contoh :
;MAKRO cetak angka
cetak_angka macro angka
local proses, ulang, cetak
proses:
 mov ax,angka
 mov bx,10
 xor cx,cx
ulang:
 xor dx,dx
 div bx
 push dx
 inc cx
 cmp ax,0
 jne ulang
cetak:
 pop dx
 add dl,'0'
 mov ah,02h
 int 21h
 loop cetak
endm
.MODEL SMALL
.CODE
ORG 100h
Data :   JMP Proses
Mahasiswa STRUC
Nim Dw 0 ; 2 byte
Usia Dw 0 ; 1 byte
Nilai Dw 0,0,0 ; 3 byte
Mahasiswa ENDS
Kelas Mahasiswa 10 DUP (<>)
Proses:
LEA BX,kelas ; BX Menunjuk Offset Kelas
ADD BX,18 ; BX Menunjuk pada record ke 4
XOR SI,SI ; SI=0

MOV [BX][SI].Usia,19 ; Usia, record ke 4
cetak_angka [BX][SI].Usia
MOV [BX][SI].Nilai,76 ; Nilai pertama, record ke 4
cetak_angka [BX][SI].Nilai
MOV [BX][SI+1].Nilai,81 ; Nilai kedua, record ke 4
cetak_angka [BX][SI+1].Nilai
MOV [BX][SI+2].Nilai,95 ; Nilai ketiga, record ke 4
cetak_angka [BX][SI+2].Nilai
INT 20h ; Selesai, kembali ke DOS
END Data 

IP address, apa sih??
Description: ip_address_structuresetelah sebelumnya membicarkan tentang apa itu jaringan, selanjutnya masuk ke IP Addressing.  konsep mudahnya, seperti ini,
setiap perangkat baik itu komputer dan perangkat lain yang terhubung ke jaringan internet maupun local,
dia harus punya ID, yang selanjutnya kita kenal dengan IP Address dimana setiap IP address dimiliki oleh setiap network interface yang lebih familiar kita denger sebagai ethernet, karena interface ini umum digunakan.
analoginya sama seperti alamat rumah, misalkan beralamat di jalan bola voley no 101 RT 5 RW 5
Lowokwaru, Malang, IP Address juga berfungsi sedemikian halnya untuk komunikasi antar komputer dalam
suatu internetwork, untuk mengirim dan menerima paket data.
bukankah untuk menerima dan mengirim barang harus tahu alamatnya ?
selanjutnya, IP Address (IPv4) digolongkan menjadi dua,
IP Public dan IP Private.
IP Public adalah alamat yang dipakai di internet,
sedangkan IP Private adalah alamat yang digunakan dalam jaringan local biasanya, kita sering menemui nya di LAN
Lab kampus, Tempat Kerja, Komputer Warnet, dll
Ip address terdiri atas 32 bit biner, yang terbagi lagi disetiap oktetnya.
I I I I I I I I . I I I I I I I I . I I I I I I I I . I I I I I I I I
dimana disetiap Oktet (8 bit) memiliki nilai 256
selanjutnya anda akan paham nilai dari bit biner berikut :
I 0 I 0 0 0 I I . I 0 0 I 0 0 0 0 . I 0 I 0 I 0 I 0 . 0 I 0 I 1 0 0 0
163 . 144 . 170 . 88
adalah suatu alamat Public dari class B.
selanjutnya IP address dibagi menjadi 5 class, untuk kelas D dan E tidak usah dipelajari,
Class D digunakan untuk pengiriman multicast,
Class E digunakan untuk keperluan Penelitian & Kepentingan Khusus
range class A : 0 . 0 . 0 . 0 – 127 . 255 . 255 . 255
dengan net mask default : 255 . 0 . 0 . 0
berdasarkan netmasknya, maka 8 bit merupakan bit Network , dan 24 bit sisa merupakan bit Host
range class B : 128 . 0 . 0 . 0 – 191 . 255 . 255 . 255
dengan netmask default : 255 . 255 . 0 . 0
berdasarkan netmasknya, maka 16 bit merupakan bit Network , dan 16 bit sisa merupakan bit Host, demikian seterusnya.
range class C : 192 . 0 . 0 . 0 – 223 . 255 . 255 . 255
dengan netmask default : 255 . 255 . 255 . 0
sedangkan untuk IP Privatenya :
class A : 10 . 0 . 0 . 0 – 10 . 255 . 255 . 255
class B : 172 . 16 . 0 . 0 – 172 . 31 . 255 . 255
class C : 192. 168. 0. 0 – 192. 168. 255. 255
dengan netmask default yang sama seperti IP Public.
fungsi dari netmask adalah untuk mendapatkan Network Number dengan melakukan Operasi AND dengan IP
contoh : IP address 202 . 46 . 249 . 33
dengan netmask : 255.255.255.0
maka network numbernya :
IP : I I 0 0 I 0 I 0 . 0 0 I 0 I I I 0 . I I I I I 0 0 I . 0 0 I 0 0 0 0 I
Netmask : I I I I I I I I . I I I I I I I I . I I I I I I I I . 0 0 0 0 0 0 0 0 (Operasi AND)
Network Number : I I 0 0 I 0 I 0 . 0 0 I 0 I I I 0 . I I I I I 0 0 I . 0 0 0 0 0 0 0 0
202 . 46 . 249 . 33
Network Number berguna salah satunya saat melakukan konfigurasi Router untuk Routing Network.
selanjutnya berikut ini adalah IP yang sudah terpakai :
semua Network Number bernilai 0 , contoh 0 . 0 . 12 . 4 yang memiliki arti network ini
semua Network Number bernilai 1 , contoh 255. 255 . 12 . 4 yang memiliki arti semua network
alamat 127 . 0 . 0 . 1 sebagai Localhost
Host Number semua 0 , contoh 192 . 168 . 1 . 0 yang memiliki arti host ini
Host Number semua 1 , contoh 192 . 168 . 1. 255 yang memiliki arti multicast, kesema host dalam network tsb
alamat 255 . 255 . 255 . 255 sebagai Broadcast

Kamis, 15 Agustus 2013